...Lebih Baik Diasingkan Daripada Harus Menyerah Pada Kemunafikan...

Jumat, 06 Mei 2011

Mainan Kebahagiaan

“Happiness depends more on the inward disposition of mind than on outward circumtances” (Benjamin Franklin)
Boneka anjing kecil itu memang sungguh lucu dan menggemaskan. Dengan dibekali dua baterai didalamnya, ia bisa bergerak kedepan dan kebelakang sambil mengeluarkan suara yang rada unik. Lehernya yang fleksibel, bisa bergerak manggut manggut dan matanya yang dapat bersinar sinar seiring dengan suara dan gerakannya membuat ia menjadi mainan yang sangat disukai Shanza yang masih berumur hampir empat bulan itu. Harganyapun terbilang sangat murah. Hanya dengan uang satu lembar lima puluh ribuan, kita sudah dapat membawa pulang mainan tersebut sampai ke rumah.
Sebenarnya boneka anjing kecil itu bukanlah satu satunya barang jualan yang dijajakan di lantai dasar sebuah mall di Jakarta Selatan tersebut. Ada banyak mainan mainan lain, diantaranya adalah boneka kelinci yang berdiri dan dapat menggerak gerakan kepalanya ke kiri dan kekanan dengan lucunya sambil diiringi suara suara yang unik juga. Dua jenis mainan ini nampaknya menjadi primadona bagi Shanza sampai sampai ia tidak mau berhenti memandangi boneka yang bergerak gerak tersebut. Dan kamipun menjadi tertarik untuk membeli dan membawa boneka anjing tersebut ke rumah.
Sesampai di rumah, walaupun dalam suasana capek dan sudah lumayan malam, boneka anjing kembali dimainkan. Kontan, suasana rumah seakan menjadi heboh dan larut dalam kegembiraan melihat mimik muka Shanza yang tersenyum senyum dan memandangi boneka tersebut dengan rasa aneh dan seperti penasaran. Kami sekeluarga tidak henti hentinya menertawakan setiap kejadian yang lucu dan langka tersebut. Tawa semakin pecah ketika Shanza menendang boneka yang berjalan menghampiri kakinya sampai sampai boneka tersebut terguling tidak berdaya. Saking senangnya sampai sampai kami tidak sadar bahwa waktu sudah menunjukan pukul 21.30 malam.
Kisah diatas adalah sekelumit contoh bahwa untuk menjadi bahagia, kita sebenarnya tidak perlu menunggu suatu momentum momentum yang khusus dan besar seperti mendapat hadiah undian, kenaikan gaji, pangkat, jabatan, atau ketika berhasil memiliki rumah baru, mobil baru, atau pencapaian pencapaian lainnya. Sejatinya setiap orang dapat menjadi bahagia kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Namun demikian, seringkali kita sendirilah yang menjadikan kondisi kondisi yang sedang kita alami sebagai penghalang menggapai kebahagiaan tersebut. Status rumah yang masih ngontrak lah, rumah masih sempit lah, masih pegawai rendahan lah, penghasilan kecil pas pasan lah, belum punya mobil lah, belum memiliki anak lah, anak anak masih pada bandel lah, gaji tidak naik naik lah, jabatan tidak dipromosi lah dan banyak kondisi kondisi lain yang seolah olah menjadi penghalang untuk menjadi bahagia. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa hal-hal diatas adalah sangat penting bagi setiap orang, namun menjadikannya sebagai penghalang kebahagiaan adalah sikap yang kurang tepat.
Arvan Pradiansyah, pengisi acara SMART HAPPINESS di radio SMART FM sekaligus seorang penulis buku best seller The Seven Laws of Happiness mengatakan bahwa ” untuk bahagia tak perlu banyak hal, itu tergantung dari caranya berpikir”. Inilah yang menjadi fondasi dasar menuju kebahagiaan menurut Arvan Pradiansyah. Baginya, pikiran adalah sumber segalanya; dan sekaligus, ia merupakan kunci perubahan menuju pada kehidupan yang bahagia.
Dalam contoh kasus kecil diatas, sebuah boneka anjing kecil ternyata telah menjadi sebuah mainan kebahagiaan untuk keluarga pada saat itu. Ia dapat menjadi pemicu kebahagiaan sekeluarga tanpa perlu mengeluarkan biaya yang mahal. Sebagai mainan, ia juga bisa kita mainkan kapan saja semau kita, artinya kita bisa menjadi bahagia kapan saja yang kita mau.
Keputusan untuk menjadi bahagia adalah sebenarnya ditangan kita sendiri. Seperti apa yang disampaikan oleh Benjamin Franklin diatas, bahwa kebahagiaan sangat tergantung dari pengaturan-pengaturan didalam bathin/pikiran kita dan bukan tergantung dari hal hal diluar kita. Jadi sekali lagi putuskanlah untuk menjadi bahagia sekarang juga. Perbanyaklah “mainan mainan kebahagiaan” didalam diri dan keluarga kita yang membuat kita senantiasa bersyukur atas karunia Tuhan. Dan untuk menjadi orang yang bersyukur dan bahagia, fokuslah pada apa saja yang sudah kita miliki, bukan pada apa apa yang belum kita miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar