...Lebih Baik Diasingkan Daripada Harus Menyerah Pada Kemunafikan...

Kamis, 21 Februari 2013

Bermimpilah dan Kejarlah


Dulu, ibuku pernah berkata seperti ini : “Tsaura, kuliah itu biayanya mahal sekali tapi semahal apapun umi akan berusaha keras supaya Tsaura bisa kuliah, umi mau semua anak-anak umi kuliah dan jadi orang sukses” kalimat itu terngiang ngiang di kepalaku dan mengingat bahwa saat itu keluargaku masih dalam tahap perjuangan menuju keluarga mapan, maka aku yang masih kecil itu pun mengambil sebuah kaleng bekas susu di dapur, lalu membuat lubang kecil di atasnya untuk memasukkan uang. yap, aku membuat sebuah celengan. hari demi hari kulewati, ku ingat hari-hari itu kusisihkan uang jajanku dan ku simpan dalam kaleng susuku. mulai dari recehan hingga uang kertas. setiap hari yang ada dikepalaku adalah bahwa aku ingin kuliah di tempat yang serba biru karena aku suka sekali dengan warna biru.
Setiap kali jumlah uang sudah mencapai pertengahan kaleng susu, aku selalu menghitungnya, sudah sampai mana aku menabung. Tapi, setiap kali uang yang kupunya sudah cukup banyak, ibuku selalu meminta uang tabunganku untuk membeli sayur dan bahan makanan lainnya di rumah. sungguh, waktu itu aku cukup kesal dengan ibuku, bagaimana aku bisa kuliah kalau uangnya di ambil umi terus? pikirku saat itu. Tapi setiap kali ibuku meminta uang, aku selalu memberikannya, aku tak bisa menolak. Karena aku pun tahu bahwa ketika ibuku meminta uang tabunganku, tandanya ibuku btidak punya uang sama sekali.
hanya itu yang aku pikirkan dan aku lakukan waktu kecil hingga waktu terus bergulir dan kini aku sedang
mengikuti alur yang harus dijalani oleh setiap mahasiswa baru “ospek”, saat ospek aku mendapat almamater warna biru, tas berwarna biru dan untuk atribut ospek pun aku memakai pita warna biru, semua karena lambang dari fakultasku berwarna biru. yap.mimpi kecilku terwujud. Kini orangtuaku sudah cukup mapan, Aku mampu berkuliah di sebuah perguruan tinggi negeri yang cukup ternama dan semuanya serba biru. Allah telah mewujudkan mimpiku. Alhamdulillah, sungguh aku berterima kasih padaMu ya Allah. dan aku tersadar, bahwa tabunganku yang sebenarnya bukanlah tabungan yang ada di kaleng susuku, tapi tabungan yang ada di sisi Allah ketika aku ikhlas memberikan seluruh tabunganku pada ibuku. disitulah kuncinya. luar biasa ya, Allah memang tidak pernah lupur dari hamba-hambaNya.
Teman, itulah salah mimpi kecilku, kini aku sedang membuat mimpi-mimpi baru dan sedang berusaha untuk mewujudkannya, ingatlah bahwa Allah tidak pernah luput dari hamba-hambaNya. Oleh karena itu, mari kita buat hidup kita berarti untuk diri sendiri, orang tua, dan orang lain melalui mimpi-mimpi dan kerja-kerja besar yang kita lakukan. yakinlah bahwa Allah akan selalu memberikan jalan, tidak ada di dunia ini yang namanya jalan buntu, jalan buntu hanya untuk orang-orang yang putus asa, sedang untukmu yang sedang berjuang, percayalah bahwa Allah akan selalu memberikan jalan. Dan terkadang butuh kepekaan dari diri kita untuk melihat jalan-jalan itu, jalan-jalan itu adalah peluang. Kalau kata Raditya Dika peluang itu seperti pintu, ada dimana-mana, tinggal apakah kita mau rajin mengetuk atau tidak, karena kita tidak tahu di pintu mana kita akan diterima.
semangat dan teruslah berjuang, hidup ini hanya sekali kawan, jangan disia-siakan :)

Mengatasi Rasa Rendah Diri

Perasaan rendah diri bisa membunuh kita. Tentunya bukan dalam pengertian membunuh secara fisik, melainkan membunuh karakter pribadi. Membunuh motivasi Orang yang rendah diri cederung menarik diri dari lingkungan. Kalaupun berbaur dengan orang lain, dia memposisikan dirinya di pojok ruangan yang nyaris tidak kelihatan. Orang-orang rendah diri tidak berani untuk menunjukkan ‘siapa dirinya’ dan ‘apa yang bisa dilakukannya’ lebih baik dari orang lain. Bukankah ini seperti sebuah kematian? Ya, kematian nilai diri seseorang.


Sifat rendah diri itu seperti keran air yang karatan. Dia sangat sulit untuk dibuka, sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar. Ada begitu banyak persediaan air dalam bak penampungan diatas atap, tetapi tidak bisa keluar karena alirannya terhalang oleh keran yang tersumbat. Ada begitu banyak persediaan potensi diri yang kita miliki, namun terkunci oleh perasaan rendah diri yang menghambat.


Bagi Anda yang tertarik untuk belajar mengatasi rasa rendah diri, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini:


1. Menghargai diri sendiri.


Penyebab utama perasaan rendah diri bukanlah cara orang lain memperlakukan kita, melainkan bagaimana cara kita memberikan penghargaan kepada diri sendiri. Jika Anda sendiri menghargai diri sendiri dengan baik, orang lain tidak akan berhasil menjatuhkan mental Anda; sekalipun mereka berusaha untuk merendahkan Anda. Namun sebaik apapun orang lain memperlakukan Anda, jika Anda sendiri memandang rendah kepada diri sendiri maka Anda tetap akan menjadi pribadi yang rendah diri. Untuk bisa mengatasi rasa rendah diri kita harus mulai dengan cara menghargai diri sendiri dengan sepantasnya terlebih dahulu.


2. Mengambil kendali atas hidup Anda.


Mari perhatikan lagi orang-orang disekitar kita. Ada orang-orang yang wajahnya tidak secantik atau setampan kita. Pendidikannya tidak setinggi kita. Penampilannya tidak sebonafid kita. Tetapi mereka begitu percaya diri. Mereka tidak menghiraukan cibiran orang lain. Mereka tidak memperdulikan pandangan yang meremehkan. Walhasil, mereka dapat berkarya semaksimal mungkin, lalu menghasilkan pencapaian yang tinggi. Apakah Anda bisa menemukan orang yang seperti itu? Mereka telah membuktikan bahwa kemudi hidup berada dalam kendalinya, bukan ditentukan oleh penilaian orang lain atas dirinya. Dengan mengambil kendali hidup, mereka berkonsentrasi kepada usaha-usahanya. Meski pada awalnya berat, namun di garis akhir mereka mendapatkan penghargaan yang tinggi. Bahkan dari orang-orang yang sebelumnya menyepelekan.


3. Mengimbangi kekurangan dengan kelebihan diri.


Keliru jika kita mengira orang lain lebih beruntung dari diri kita. Faktanya, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Orang-orang yang rendah diri adalah mereka yang terkurung dalam zona kekurangan dirinya sambil membiarkan potensi dirinya tersia-siakan. Sebaliknya, orang-orang yang berhasil bukanlah mereka yang tidak memiliki kekurangan, melainkan yang senantiasa berfokus pada usaha untuk mengoptimalkan kelebihan yang dimilikinya. Mereka menyadari kekurangan dirinya, namun mengimbangi kekurangan itu dengan kelebihan dirinya.


4. Mengembangkan diri tiada henti. Diatas gunung ada gunung.


Bahkan sekalipun Anda seorang yang percaya diri, bisa jadi merasa rendah diri ketika berhadapan dengan orang lain yang tingkatannya lebih tinggi dari Anda. Seorang Manager mungkin merasa lebih superior dihadapan para staffnya. Namun, ketika berhadapan dengan para direktur? Gemetaran juga, bukan? Hal itu bisa diatasi dengan usaha mengembangkan diri secara terus menerus. Faktanya, orang lebih menghormati kemampuan seseorang daripada jabatan yang disandangnya. Meski jabatan Anda tinggi, jika kapasitas aktual Anda tidak sepadan; orang lain akan meremehkan Anda. Tetapi, sekalipun jabatan Anda biasa saja; jika Anda bisa menunjukkan kapasitas diri yang tinggi, orang tetap menghargai Anda.


5. Berkontrisbusi kepada orang lain.


Fakta menunjukkan jika siapapun sangat menyukai orang-orang yang memberi kontribusi. Ketika seseorang mampu berkontribusi, dia langsung dihormati tanpa ditanya; berapa banyak uang yang Anda miliki? Seseorang yang berkontribusi dimuliakan tanpa dipermasalahkan apakah hidungnya mancung atau pesek, apakah dia seorang pejabat atau rakyat. Jika hidup kita masih dirundung rasa rendah diri, itu mungkin karena kita belum berkontribusi. Berkontribusilah kepada orang lain, maka Anda akan dihormati. Kemudian dengan kehormatan yang Anda dapatkan itu, rasa rendah diri akan sirna dengan sendirinya.


Setiap manusia sama kedudukannya. Yang membedakan adalah; apakah dia bisa memberi manfaat atau tidak. Guru kehidupan saya bahkan mengajarkan bahwa: ”sebaik-baik manusia adalah dia yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain.” Betapa bangganya kita ketika bisa memberi manfaat. Ini bukan tentang rasa bangga dihadapan sesama manusia, melainkan kebanggaan dihadapan Tuhan. Karena dengan manfaat yang kita tebarkan, kita ikut menunjukkan; betapa Tuhan itu senang menebarkan kebaikan.

Aku Tukang Ojeg

Aku seorang tukang ojeg anak sekolah yang berasal dari Tanjung Pinang, aku ngojeg dari kelas 3 SMA sampai aku kuliah. Banyak orang menjelekan pekerjaanku itu, mulai dari tetangga dan bahkan temanku sendiri tapi aku tidak menghiraukan ejekan tersebut yang penting bagiku itu kerjaan yang halal apalagi di saat kondisi keluarga yang serba kekurangan dan dilihat kondisi sekarang saat ini susah untuk mencari kerjaan, tukang ojeg itu lebih baik daripada pekerja kantor atau pejabat yang melakukan korupsi.


Cita-citaku adalah seorang guru dan sekarang aku kuliah semester enam di Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Fakultas Tarbiyah jurusan B. Indonesia, sehingga untuk memenuhi cita-citaku aku membantu Ibu jadi tukang ojeg, tiap hari aku ngojeg dari jam 06.30 sampai dengan jam 01.30 setelah itu aku istirahat sebentar kemudian jam 02.00 aku berangkat kuliah tiap hari kerjaanku seperti itu kecuali hari minggu karena aku ngojeg anak SD dan aku mempunyai pelanggan sebanyak 37 orang.

Pertama kali ngojeg sempat mempunyai perasaan malu dan ingin berhenti tetapi aku berfikir kembali buat apa malu…? profesi ojeg itu mulia yang terpenting rejeki yang dihasilkan halal dan kalau aku tidak bantu Ibu bagaimana aku bisa menggapai cita-cita mulia itu, dari sejak itu apapun yang dikatakan orang aku abaikan bahkan tidak dianggap sama sekali.

Suka duka aku hadapi ketika lagi ngojeg mulai dari cuaca baik itu panas atau hujan aku harus terus jalan karena itu kewajibanku bahkan kejadian yang paling parah ketika ibu dari anak pelangganku melapor bahwa anaknya tidak ada di sekolah dan ternyata anak itu diculik tapi alhamdulillah anak tersebut dikembalikan ke sekolah karena diperjalanan anak itu terus merengek-rengek sehingga penculik gak betah dan mengembalikan anak tersebut ke sekolah.

Walaupun tiap hari kerjaanku lumayan melelahkan, setelah ngojeg kemudian aku berangkat kuliah tapi aku menikmati hal tersebut mungkin itulah yang terbaik bagiku untuk saat ini makanya aku menjalani kerjaan itu dengan senang hati sehingga semua itu mudah bagiku.

Aku yakin setelah aku lulus kuliah pasti Allah SWT mempunyai rencana yang terbaik bagiku dan yang paling terpenting ada satu laki-laki yang baik yang meminangku bahkan keluarganya bangga terhadapku.

Tak lupa aku selalu menyertakan Tuhan dalam setiap rencana dan cita-cita.

Berhasil, Gagal dan Takdir : Surat Sahabat

Surat dari Sahabat
Seorang sahabat berkata kepada saya, “Jika ingin melakukan sesuatu maka pilihlah untuk maju dan mencoba, karena kamu akan mendapat dua kemungkinan, yaitu BERHASIL atau GAGAL, jika kamu memilih mundur atau tidak mencoba maka kamu akan hanya mendapat satu kemungkinan yaitu GAGAL”.
Dapat kita simpulkan bahwa, kata maju, mencoba atau melakukan adalah kata yang paling baik jika kita menginginkan sesuatu, dalam hal ini adalah segala perbuatan yang baik, karena didalam kata itu terdapat sebuah kata BERHASIL meski ada opsi lain yaitu GAGAL akan tetapi itu lebih baik jika kita tidak melakukan kata kedua yaitu mundur, atau menyerah yang hanya akan memunculkan satu kemungkinan besar yaitu GAGAL.
Memang sering kita mendengar sebuah kata ‘keberuntungan’ yang selalu dijadikan alasan bagi orang yang merasa kurang beruntung. Perlu kita tanamkan dalam benak kita bahwa keberuntungan itu bukan suatu kebetulan, melainkan suatu yang bisa kita usahakan. Bukankah sering kita dengar bahwa Tuhan itu tidak akan mengubah keadaan kita, kecuali kita yang merubahnya. Ini berarti, kita punya peranan yang sangat besar dalam kehidupan kita, kita jangan selalu menyalahkan Takdir, apalagi menyalahkan Tuhan. Takdir memang tidak bisa dirubah, Karena takdir adalah suatu hasil dari apa yang sebelumnya kita kerjakan atau kita upayakan.
Yang kita alami saat ini adalah yang kita lakukan dimasa lalu, yang kita alami dimasa mendatang adalah yang kita lakukan saat ini. Pernah sahabat saya berkata, ‘masa depan itu misteri, tetapi kita bisa mengintip masa depan itu dari apa yang kita lakukan saat ini.
Ingat, kehidupan kita bagaikan roda yang berputar, terkdang kita diatas terkadang pula kita dibawah. Yang perlu kita lakukan adalah terus berusaha, keep moving, keep fighting, and keep praying. Jadi, sahabat-sahabatku, mengapa kita masih ragu untuk mencoba, maju, atau melakukan?.

Fase: Perjalanan Kita


Kala itu kita pernah hidup di rahim, dan kita menyebutnya sebagai surga Azali.
Semua doa, harapan, dan sari-sari kebaikan kita nikmati.
Seperti matahari pagi yang menyinari sebuah taman bunga.
Ia selalu dirawat oleh pemiliknya sehingga orang yang melihatpun bersuka cita karenanya.
Sampai suatu masa dalam rahim, Tuhan meminta kesaksian kepada kita : “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” dan kita menjawab : “Benar Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”.
Hendak kemanakah kita ?
Sampai suatu masa kita terlahir ke dunia, kita menangis dan orang di sekeliling kita menyambut dengan tawa…
Kala itu kita mengenal apa itu kasih sayang keluarga dan kita menyebutnya masa kanak-kanak.
Sampai suatu masa kita mencapai akil baligh, kita bersuka cita dan orang di sekeliling kita berpesan, “Peganglah akhlak yang telah kami ajarkan semasa kanak-kanakmu dulu…”
Kala itu kita mengenal apa itu cinta kasih, pertemanan, permusuhan, dunia dan kita menyebut itu semua pendewasaan.
Dan kita mulai menulis catatan amal, baik dan buruk.
Sampai suatu masa, kita menemui suatu petunjuk menuju kebenaran hakiki.
Hendak kemanakah kita ?
Ada yang mengikuti petunjuk itu dan ada pula yang mendustakan. Namun tak sedikit yang menerima petunjuk harus menyerah. Kala itu kita menyebutnya ujian.
Ketahuilah kawan,
Sampai pada akhirnya kita akan meninggalkan dunia ini, yang mana orang-orang menyebutnya kematian.
Namun ada 2 pilihan :
Hendak tertawa atau menangiskah kita? sebagaimana orang di sekeliling kita melepas kita dengan tangisan…
Akhirnya, hanya kepada Tuhan kita akan akan kembali…

Anak- Saham Titipan Bagian Penting Kehidupan Kita


Sahabat resensi.net. Mungkin kita sering melihat turun naiknya nilai saham di papan saham. Atau kita sering melihat dan mengawasi laju pertumbuhan bisnis dan usaha yang kita jalankan. Jika turun, segera kita ambil tindakan agar grafik kembali menanjak. Dan bila naik, kita berpikir untuk pengembangan bisnis selanjutnya. Terkadang kita mati-matian menguras tenaga dan pikiran untuk mengambil strategi dan menerapkannya ke dalam langkah yang diambil.
Sahabat.. kita sering terlena dengan naik turunnya usaha, karir maupun bisnis yang kita jalankan hingga terkadang lupa dengan saham dan aset yang telah Allah percayakan kepada kita. Saham tersebut adalah putra-putri kita.
Sebagian kita menganggapnya sebagai hadiah yang kita peroleh dengan gratis. Padahal terkadang ada sebagian kita, untuk mendapatkan kepercayaan mengasuh seorang putra, berulang kali menengadahkan tangan dan berulang kali berdoa. Setelah diberi kepercayaan tuk mengasuh anak, doanya menjadi hilang, pengawasan pendidikan menjadi berkurang.
Jika kita terlena dengan saham-saham dan aset-aset bisnis dan lupa untuk mengangkat saham amanah ini, maka kita akan rugi tidak hanya didunia, namun juga diakherat.
Segeralah kita mengangkat saham-saham ini, agar mereka menjadi dekat dengan orang tuanya, dekat dengan akheratnya, dekat dengan Tuhannya. Menjadi kebanggaan orang tua. Khusunya kebanggaan orang tua saat dihari pertanggung jawaban dihadapan Allah. Karena anak kita bisa didorong untuk masuk ke surga, namun karena anak pula kita dapat terseret ke neraka.
Sahabatku, yuk.. kita jaga putra-putri kita, dari pergaulan yang semakin menggila. Agar kita bahagia diakhirnya..
Salam, semoga bermanfaat.

Kisah Cinta Rasulullah dan Khadijah


Sahabat sekalian, taukah kalian arti cinta sejati ? Apakah sahabat pernah mendengar atau mengetahui kisah cinta Qais dan Laila atau kisah cinta Romeo dan Juliet ataukah Laila dan Majnun ?
Apakah kisah cinta seperti itu yang dikatakan sebagai kisah cinta sejati ? Seperti yang sahabat ketahui bahwa kisah cinta mereka tidaklah berakhir di pelaminan bahkan rela mati demi cintanya.
Lalu, cinta seperti apakah yang dikatakan sebagai cinta sejati. Cinta sejati antara dua insan adalah cinta yang terus abadi dalam setelah pernikahan yang berlandaskan atas kecintaan mereka kepada Sang Pemilik Cinta yaitu Allah ‘Azza Wa Jalla. Walaupun salah satu meninggal, namun cinta sejati ini terus saja abadi. Kisah cinta siapakah yang begitu indah ini ?
Kisah cinta yang paling indah ini siapa lagi yang memilikinya kalau bukan kisah cinta Junjungan kita, Muhammad Saw kepada Khadijah ra.
Sungguh sebuah cinta yang mengaggumkan, cinta yang tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal. Setahun setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Saw. Wanita ini bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah ? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar.”
Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, “Masih adakah orang lain setelah Khadijah?”
Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad Saw menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw, Beliau tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.
Pada masa penaklukan kota Makkah, orang-orang berkumpul di sekeliling Beliau, sementara orang-orang Quraisy mendatangi Beliau dengan harapan Beliau mau memaafkan mereka, tiba-tiba Beliau melihat seorang wanita tua yang datang dari jauh. Beliau langsung meninggalkan kerumunan orang ini. Berdiri dan bercakap-cakap dengan wanita itu. Beliau kemudian melepaskan jubah Beliau dan menghamparkannya ke tanah. Beliau duduk dengan wanita tua itu.
Bunda Aisyah bertanya, “Siapa wanita yang diberi kesempatan, waktu, berbicara, dan mendapat perhatian penuh Nabi Saw ini?”
Nabi menjawab, “Wanita ini adalah teman Khadijah.”
“Kalian sedang membicarakan apa, ya Rasulullah?” tanya Aisyah
“Kami baru saja membicarakan hari-hari bersama Khadijah.”
Mendengar jawaban Beliau ini, Aisyah pun merasa cemburu. “Apakah engkau masih mengingat wanita tua ini (Khadijah), padahal ia telah tertimbun tanah dan Allah telah memberikan ganti untukmu yang lebih baik darinya?”
“Demi Allah, Allah tidak pernah menggantikan wanita yang lebih baik darinya. Ia mau menolongku di saat orang-orang mengusirku. Ia mau mempercayaiku di saat orang-orang mendustakanku.”
Aisyah merasa bahwa Rasulullah Saw marah. “Maafkan aku, ya Rasulullah.”
“Mintalah maaf kepada Khadijah, baru aku akan memaafkanmu.” (Hadits ini diriwayatkan Bukhari dari Ummul Mukminin Aisyah)
Sahabatku, apakah mungkin ada cinta seperti itu, yang dapat terus abadi setelah orang yang dicintai meninggal 14 tahun yang telah lewat ? Yupz,  ketaatan kepada Allah menjadi dasar dalam rumah tangga ini. Rumah tangga yang selalu dihiasi dengan dzikir kepada Allah, bukan rumah yang digunakan untuk mengingat setan.
Bagaimana pendapat kalian, sahabat muda sekalian, apakah kalian tidak ingin menjadikan rumah tangga kalian seperti ini ?. Suami membaca Al-Qur’an bersama istrinya. Betapa agungnya ketika anak-anak mereka turut serta membaca Al-Qur’an.
Menjelang waktu Shubuh tiba, si istri membangunkan suaminya untuk melaksanakan shalat Shubuh. Suami melaksanakan shalat Qiyaam al-lail 2 rakaat bersama istrinya. Seperti apa rumah ini ? Indah nian bukan ? betapa manisnya, betapa indah cinta di dalam rumah tangga ini.
Cobalah, pasti kalian dapat menemukan segalanya berubah, cinta pun bertambah, dan Allah melimpahkan berkah-Nya kepada kalian.
“Menikah jauh lebih baik daripada pacaran”
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya.

Every woman is beautiful


Sebagian orang mendefinisikan wanita cantik ialah yang berkulit putih & bersih,bertubuh tinggi,langsing, berambut panjang, dst.
” Saya ingin diet ketat supaya saya terlihat cantik seperti dulu”. Ujar seorang ibu rumah tangga kepada temannya. ” Saya malu dengan kulit saya yang hitam. Saya rajin ke salon agar kulit saya kelihatan cerah “. Dan masih banyak lagi kalimat yang diucapkan kaum hawa supaya terlihat tambah cantik.Dan seolah – kurang bersyukur atas pemberianNya.
Saudariku muslimah, badan gemuk, kulit hitam, dll bukan merupakan hambatan bagi kaum hawa untuk tetap menjadi wanita yang cantik. Karena sebetulnya, definisi cantik bukan hanya terlihat dari “sampul” namun juga nilai dari isi sebuah “buku”.
Ada wanita yang merasa dirinya cantik tatkala rajin mengunjungi salon & body spa dalam upaya mempercantik diri. “Saya merasa cantik saat mengenakan higheels bermerk, juga tas yang lagi “branded”.”Saya merasa cantik saat bisa membuat tersenyum pada orang lain” Subhanallah, sesama wanita saya turut bahagia mendengar kalimat itu. Namun, selain mempercantik “sampul” supaya kelihatan menarik, alangkah indahnya jika kita juga berupaya mempercantik “isi buku”. Bisa memberikan manfaat kepada sesama, dan seabrek kegiatan positif lainnya supaya kita bisa menjadi pribadi yang “cantik” luar dalam.
“Every woman is beautiful”. Syukuri apa yang telah dianugerahkan kepada kita.tanpa menuntut harus ini harus itu.Kurang ini kurang itu. Thankful for the grace that has been given to us. trying to provide benefits to others. So we feel “beautiful” everytime. Thank you.

Ibu Pahlawanku


Sahabat, siapa diantara kita yang tidak pernah memiliki ibu. Setiap kita pasti memilikinya, meski mungkin ada yang ibundanya telah meninggal. Berikut ini adalah cerita yang dituturkan oleh saudara Ahmad.
Di siang hari yang sangat indah dan cerah sekali secerah perasaan hatiku yang berbunga-bunga, aku berencana untuk berangkat ke bawah untuk internetan di depan ruang SGI. Singkat cerita aku pun duduk di sana dan membuka laptop yang berwarna putih itu, kemudian aku pun mulai mengetik di laptopku tersebut. Berapa menit aku duduk disana, aku tidak menyadari bahwa di sampingku itu ada seorang anak SMAT Ekselensia yang sedang dijenguk oleh Ibunya.
Ketika 10 menit berlalu asalnya aku tidak memperhatikannya, tapi tak tau kenapa hatiku menyuruh untuk memperhatikan si anak dan ibunya tersebut, dan aku pun memperhatikannya tanpa diketahui oleh mereka. Menit silih berganti dengan menit aku melihat Ibu itu terus berbicara sambil mengusap rambut anak karena mungkin sudah lama tidak ketemu sehingga sang ibu tidak henti-hentinya mengelus rambut anak kesayangannya itu dan rasa kangen yang menghantuinya untuk bisa cepat-cepat ketemu dengan anak kebanggaanya kemudian terwujud keinginannya itu.
Lama kelamaan aku perhatikan di dalam percakapan tersebut sang anak menangis aku tak tau alasannya kenapa bisa menangis, tapi aku beranggapan karena sang anak juga kangen banget sama orang tuanya terutama Ibunya. Di dalam kondisi menangis sang Ibu masih terus mengelus rambutnya dan sambil menenangkan hati anak kebanggaanya itu, walaupun agak lama anak itu menangis akhirnya dia pun berhenti dari tangisannya.
Spontan aku teringat wajah-wajah orang yang selalu menyayangi dan mencintaiku setulus hati yaitu orang tuaku terutama Ibu yang telah melahirkan, menyusui dan membesarkan diriku hingga sampai saat ini. Aku berfikir banyak sekali perkataan dan perbuatan yang selalu menyakitimu, maafkanlah dosa anakmu yang tak tau diri ini yang tiap detik, menit bahkan jam selalu melukai perasaanmu, Ibu maafkanlah dosa anakmu yang hina ini dan jasamu gak bisa dibalaskan harta bahkan dunia seisinya sebagai gantinya.
Aku pun ikut sedih dan rasanya hatiku ingin ikut menangis, ingin rasanya aku meneteskan air mata dan menangis tersedu-sedu dipangkuanmu tapi aku tahan dan semua itu tidak mungkin. Aku sayang dan rindu padamu Ibu, I Love You Forever. Aku persembahkan lagu dari Hawari untukmu Ibuku sayang….